FICLET | UNTITLED 2 (SEOK JIN – YI AI – NAM JOON) | BTS

UNTITLED F

**
AUTHOR : VY

**

KIM NAM JOON

WU YI AI

KIM SEOK JIN

**

Sambungan Dari FF UNTITLED (SEOK JIN – YI AI – NAM JOON)

**

AUTHOR POV

Sepasang suami istri itu berjalan menyusuri lorong kapal pesiar itu. sesekali, Seok Jin, lelaki itu mencumbu leher Yi Ai, istrinya yang terekspos.

“Hentikan Jin~~~ ini geli.” Ucap Yi Ai sambil mencubit hidung suaminya itu gemas.

Seok Jin tak menghiraukan, ia malah terus mencumbu leher istrinya itu. Sambil berjalan menuju kamar mereka. “Aku tak bisa menghentikannya Ai~ wangimu itu candu untukku.” Ucap lelaki itu asal.

“nngghh Jin…hhhh~” Desah Yi Ai saat lidah Seok Jin bermain di leher jenjangnya. Membuat Seok Jin tersenyum puas.

“HAAAAAA… AKU BISA GILA JIKA TERUS SEPERTI INI!!”

Seok Jin dan Yi Ai menghentikan langkah mereka ketika melewati salah satu kamar. Mereka tau kamar siapa itu.

“Kenapa harus dia?! Kenapa bukan aku. Aku bahkan jauh lebih baik dari dia Ai…”

Keduanya saling berpandangan. Merasa aneh bahwa si pemilik kamar memanggil nama Yi Ai.

Yi Ai mengeratkan gandengannya pada lengan Seok Jin, ketika suaminya mengajaknya mendekat ke kamar tersebut.

‘cklek’

“Tidak dikunci.” Gumam Seok Jin ketika membuka pintu kamar itu.

Yi Ai dan Seok Jin membulatkan matanya. Terkejut melihat pemandangan di depannya.

“Kau tahu, aku suka saat kau memanggilku ‘namoo~’ dengan suara manjamu Ai~. Aku suka ketika kau bertingkah manja denganku Ai~”

Seok Jin dan Yi Ai terdiam. Terus mendengarkan rancauan Nam Joon. Pemimpin sekaligus seseorang yang sudah mereka anggap seperti adik mereka sendiri.

Terlebih Yi Ai. Wanita itu terheran. Kenapa, namanya terus disebut dalam rancauannya.

“Lalu kenapa kau sekarang menjauhiku? Apa kau kurang tampan? Atau bibirku kurang seksi? Hahahaha, aku ingat kau pernah cerita denganku kalau kau menggilai bibir SUAMIMU itu!” Nam Joon terus merancau, sambil terus menegak wine-nya.

Yi Ai meremas lengan suaminya. Takut sekaligus khawatir melihat kondisi Nam Joon yang sudah mabuk berat. Tak jauh beda dengan Seok Jin, ingin sebenarnya ia menghampiri Nam Joon dan menghentikannya. Namun, rasa penasarannya jauh lebih besar.

Mereka berdua terus memandang dan mendengarkan Nam Joon yang terus merancau. Mereka tahu, pemimpin mereka sedang dalam keadaan yang kacau. Sangat kacau bahkan. Tetapi karena apa, mereka tak tahu.

“Kenapa anak itu? Apa dia ada masalah? Tapi apa?” Tanya Seok Jin lirih pada Yi Ai. Pandangannya masih melekat pada sosok pemuda itu. Pandangan yang sarat akan rasa khawatir. Bagaimana pun juga, Nam Joon adalah adik yang harus ia jaga bagi Seok Jin.

Yi Ai menggeleng. Namun ia teringat akan satu hal. “Apa jangan-jangan karena-“

“Kau tahu Ai~” Rancauan Nam Joon memotong ucapannya. Keduanya kembali memusatkan perhatian mereka pada Nam Joon.

“Aku benci ketika kau dengan Seok Jin hyung. Dan aku senang ketika kalian bertengkar. Karna saat itulah, kau akan datang padaku dan aku akan memelukmu. Menenangkanmu hingga kau terlelap dalam pelukanmu. Itu semua karna apa? Karna aku menginginkanmu. AKU MENGINGINKANMU WU YI AI. HAHAHAHAHA. Aku menginginkanmu… Aku menginginkan istri hyung-ku sendiri.”

‘DEG!’

Keduanya terdiam. Terkejut? Tentu saja. Namun, tidak bagi Yi Ai sepertinya.

Wanita itu seperti tahu apa yang sedang dirasakan Nam Joon. Terlebih sikapnya yang nampak jelas berbeda jika sedang bersamanya. Namun Yi Ai mengelak itu semua, meski dalam hati Yi Ai meyakini bahwa perkiraannya selama ini benar. Terlebih ia pernah tak sengaja mendengar Min Ah bercerita pada Ga Eun dan Gi Rim kalau Nam Joon pernah hampir saja menciumnya ketika ia terlelap di samping Nam Joon, setelah membahas plan untuk aksi mereka besok. Yi Ai tahu Min Ah adalah tipe orang yang tak pernah berbohong dengannya dan teman-teman yang lainnya.

Dan sejak itu lah Yi Ai pelahan menjauhi Nam Joon. Ia sungguh tak siap jika apa yang ia dengar itu benar adanya. Dan semenjak itu pula Nam Joon berubah. Pemuda itu berubah menjadi lebih pendiam dan juga tak bisa menahan emosinya.

Yi Ai sungguh tak menyangka tindakannya membuat pemimpin sekaligus pemuda yang selama ini ia anggap sebagai adik sekaligus kakaknya itu menjadi seperti ini. Menjadi sekacau ini.

Yi Ai terus memandang Nam Joon sendu. Merasa khawatir, sekaligus bersalah padanya. Hingga gadis itu berjalan memasuki kamar Nam Joon. Meninggalkan Seok Jin, suaminya yang masih terdiam di depan pintu sambil mengepalkan tangannya erat.

Yi Ai POV

‘Cklek’

“E..eh? Ma..maaf. Aku sedang mencari jalan kembali ke ball room tapi aku salah jalan sepertinya. Hahhh kapal ini besar sekali sih! A..aku permisi dulu ya Nam Joon.” Aku berbalik. Aku tidak siap sepertinya untuk menghadapi Nam Joon. Bahkan ketika ia menatapku pun aku tak sanggup untuk menatapnya balik.

Bukan karna aku tak menyayaginya. Sama sekali bukan. Justru karna aku sangat menyayanginya, aku tak ingin membuatnya tersiksa.

Jujur, aku sangat menyayangi pemuda di hadapanku ini. Dia adalah pemuda yang sangat hangat, yang mampu menenangkanku hanya dengan pelukannya. Bahkan melebihi suamiku sendiri.

Dia bagaikan adik sekaligus kakak bagiku. Sifatnya yang dewasa yang membuatku nyaman dan dengan leluasa bermanja-manja dengannya. Meskipun ia 3 tahun lebih muda dariku.

Tapi aku tak menyangka akan seperti ini jadinya.

Aku berbalik, berjalan keluar dari kamarnya. Aku benar-benar tak siap berada di situasi seperti ini.

Jie...” Aku menghentikan langkahku saat mendengar ia memanggilku.

Aku menoleh. Melihatnya yang mencoba berdiri menghampiriku. Berjalan sempoyongan menghampiriku.

Aku yang tak tega, berbalik. Menghampirinya. Berdiri tepat di hadapannya.

“Aku tau ini tidak benar, tapi…….” Ucapnya kemudian meneguk kembali wine yang ada di tangannya. Dan membuang gelasnya hingga pecah setelah wine itu habis ia teguk.

Aku tahu apa yang akan ia katakan. Namun aku masih berharap bahwa ini semua tidak lah benar.

Oh ayolah Nam Joon~ aku bahkan sudah memiliki Seok Jin. Mengapa kau malah merasakan perasaan itu padaku…

Aku mendekat. Menatapnya sendu. “Katakan Nam Joon-a…”

Pelahan tanganya meraih pinggangku. Mengusap pinggang dan punggungku yang memang tak tertutup gaun. Membuatku sedikit menegang dibuatnya.

Ia mendekatkan wajahnya, hingga dapat kurasakan hangan nafasnya pada leherku.

Pelahan aku mengangkat tanganku. Memeluk lehernya. Dapat kurasakan bibirnya mengenai telingaku. Membuatku semakin sulit bernafas.

“Aku mencintaimu Ai~” Bisiknya Iirih di telingaku.

Jantungku berdegup. Jadi benar selama ini Nam Joon?

Aku mengangkat kepalaku. Menatapnya dalam.

Ia mendekatkan wajahnya. Aku tak kuasa menghindar hingga akhirnya ia menyatukan bibir kami. Ia mencium lembut bibirku. Sangat lembut. Aku dapat merasakan bagaimana perihnya perasaannya lewat ciuman lembut darinya. Tak lama, ia kemudian melepaskan bibirnya dari bibirku.

Ia menatapku setelah melepaskan tautannya. Tersenyum perih, sebelum ia mengecup keningku dan membalikkan badanku.

Dapat ku lihat Seok Jin, suamiku yang masih bediri di ambang pintu menatap kami dengan pandangan sendu bercampur perih, dengan air mata yang menetes membahasahi wajahnya.

Ya Tuhan, apa yang ku lakukan?! Aku bahkan membuat dua lelaki yang paling dekat denganku saat ini terluka. Wu Yi Ai bodoh!

“S-seok Jin…” Panggilku tergagap. Aku bahkan tak sanggup melihat wajah terluka suamiku. Ya Tuhan apa yang harus ku lakukan…

Nam Joon menggandeng tanganku secara tiba-tiba. Pelahan membawaku mendekat pada suamiku. Kemudian menyerahkanku pada suamiku.

“Kau tak mau menghajarku hyung? hehehe…” Kekehnya.

Dasar bodoh! Disaat seperti ini kau masih sempat terkekeh?!

Aku memandang Seok Jin yang masih terdiam saat ini. Entah apa yang ingin dikatakannya. Tapi aku tahu ia pasti sangat sakit melihat kejadian yang seharusnya tak terjadi tadi.

“Aku tahu kalian memata-mataiku tadi. oh ayolah, kalian mata-mata handal tapi kenapa bisa ketahuan. hehehehe.” Kekehnya lagi.

“Nam Joon aku-“

“Maafkan aku hyung.” Ucap Nam Joon memotong ucapan Suamiku. Aku hanya bisa memandang mereka dan berdoa agar tak terjadi keributan diantara mereka.

Ku lihat Seok Jin memandang Nam Joon dengan pandangan yang aku sendiri pun tak dapat mengartikannya.

“Maafkan aku… Kalau yang kau dengar itu semua benar adanya. Aku mencintai istrimu hyung. Aku mencintai Yi Ai bahkan sebelum kalian berdua menikah. Aku tahu aku salah hyung, tapi aku benar-benar tak bisa menahannya. Maaf.” Seok Jin hanya terdiam mendengar penjelasan Nam Joon. Begitupun aku.

“Tetapi Yi Ai memilihmu. Dan sudah seharusnya aku mundur hyung.

“Tenanglah. Aku tak akan pernah merebut Yi Ai darimu. karna aku tahu, Yi Ai sangat mencintaimu hyung. Sedangkan aku? Aku tak lebih dari seorang sahabat baginya. Aku tak ada apa-apanya di mata Yi Ai jika dibandingkan denganmu hyung.”

Aku meneteskan air mataku mendengar penjelasan Nam Joon. Aku tak kuasa. Aku bahkan dapat merasakan perih di setiap ucapannya.

“Yi Ai sangat mencintaimu hyung. Aku tak akan pernah bisa menggeser posisimu di hatinya. Namun, ijinkan satu hal saja hyung. Ijinkan aku untuk menjaganya. Melindunginya. Karna aku pun sama denganmu, tak sanggup melihatnya terluka sekecil.apapun itu.”

“Nam Joon-“

“Ku mohon hyung. Anggap saja aku seorang adik yang melindungi kakaknya.” Pintanya pada suamiku.

Aku menunduk. Semakin tak kuasa mendengar pembicaraan ini.

Ku rasakan tangan Nam Joon menyentuh pipik

Ku rasakan tangan Nam Joon menyentuh pipiku. Mengangkat wajahku, menghapus air mataku.

“Bersikaplah seperti biasa Ai. Bersikaplah seolah aku tak pernah memiliki perasaan apapun padamu. Kembalilah menjadi Yi Ai yang manja. Ku mohon… Dengan kau bersikap seperti ini, sama saja kau menyiksaku Ai…” Aku hanya diam menatapnya. lidahku terlalu kelu untuk sekedar menjawabnya.

“Berjanjilah padaku. Kalian akan melupakan semua ini. Berjanjilah kalian akan menjadi kakak yang baik untukku. sekaligus anak buah yang baik tentu saja. Kkkk~”

“Nam Joon, maaf aku-“

“Berjanji hyung. Bukan maaf.” Ucap Nam Joon memotong ucapan suamiku.

Seok Jin menoleh, memandangku sejenak sebelum mengangguk. Membuat Nam Joon tersenyum. Meskipun kami tahu betapa perihnya hati Nam Joon saat ini.

“Bagus, kalau begitu cepatlah kalian kembali ke kamar. Buatkan aku keponakan yang cantik agar bisa ku nikahi nanti. oke? Bye!”

‘Brak’

Nam Joon memasuki kamarnya dan menutup pintunya kasar. Kami saling berpandangan sebelum akhirnya, “YAAAKKK… KIM NAM JOON…….!!!”

*FIN*

**

‘Apapun akan aku lakukan demi kebahagiaan kalian. Demi kebahagiaan Yi Ai. Sekalipun aku harus mengorbankan diriku sendiri. Aku berjanji, Aku akan menjaga Yi Ai. Dan aku juga berjanji akan menjaga Seok Jin hyung demi kau, Wu Yi Ai’

-Kim Nam Joon-

**

‘Sudah lama aku menyadari ada yang aneh diantara kalian. Dan aku tak menyangka selama ini kau telah berkorban begitu banyak untukku. Termasuk mengorbankan perasaanmu sendiri untukku. Maafkan aku yang telah merebut wanita yang kau cintai Nam Joon. Terima kasih, kau telah mempercayakan Yi Ai padaku. Dan terima kasih kau telah menjaga Yi Ai untukku selama ini.’

-Kim Seok Jin-

**

‘Jika aku boleh memilih. Aku lebih memilih mati tertembak saat bertugas dibadingkan harus menyakiti kalian. Seok Jin-a, Aku mencintaimu, sungguh… Nam Joon~ kau yang terbaik…’

-Wu Yi Ai-

**

2 pemikiran pada “FICLET | UNTITLED 2 (SEOK JIN – YI AI – NAM JOON) | BTS

Tinggalkan komentar